Selasa, 15 Oktober 2013

I Hate Seven

Tujuh? Mungkin bagi kebanyakan orang, angka tujuh adalah angka kebereruntungan. Angka yang selalu dipuji-puji karena keberuntungannya. Hmm,,, entahlah, itu mitos atau bukan. Dulu, aku sangat mempercayai jika angka tujuh adalah angka keberuntungan bagi orang yang mendapatkannya. Entah saat mendapat nomor ujian, nomor antrian, nomor absen, dan sebagainya. Bahkan saat mendapat nomor kamar. Yupss,,,, itu yang terjadi padaku. Nomor kamar telah membuatku membenci angka tujuh. Kenapa? Bukankah angka tujuh adalah angka keberuntungan? Angka sial kan angka tiga belas?

      Aku mengawali kebencianku akan angka tujuh, saat aku mulai bertransformasi menjadi dewasa. Waktu itu aku meneruskan pendidikanku di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta.  Kedua orangtuaku sangat sibuk untuk mencarikan tempat kost di sekitar kampus. Kebetulan sekali, Ayah dan Ibuku langsung mendapatkan salah satu tempat kost yang menurut mereka lumayan bagus. hufffttt..... -____-" *sebenernya yang kuliah siapa?*

       Dengan perasaan bimbang, dan campur aduk. Karena aku gak menyangka jika akan ngekost. So, would not want, I have to do it!. Ehem,,,, begini ceritanya. Kedua orangtuaku menyarankan aku untuk kost, karena jarak rumah aku ke kampus lumayan jauuuuuhhh..... Bisa2 telat terus, dan gak dapat matakuliah. Balik lagi nih ke kostan, Milih- milih tentang kostan, ibuku sempat melihat terlebih dahulu kamar kostku. Lalu, ia tertarik memilih kostan kamar nomor "7". Huaaa,,,,, gak kebayang kan????
Ibuku sih, terserah aku ajah. Mau pilih yang mana sih, itu adalah hakku. Karena yang menjalani kan aku sendiri. Akhirnya, Aku melihat-lihat kamar nomor tujuh tersebut. Kamarnya sih bagus, tepat di tengah-tengah dari lingkaran taman. Karena didepannya ada taman yang lumayan enak buat duduk-duduk. Ibuku menawarkan 2 kamar yang masih kosong, pertama kamar nomor lima yang masih kosong dan yang kedua adalah kamar nomor tujuh tersebut. Dari situ, aku sangat percaya jika angka tujuh adalah angka keberuntungan. terlebih lagi, dulu guru matematika ku saat di SMA menyukai angka tujuh karena ia selalu menceritakan keberuntungannya akan angka tujuh. Terlebih lagi ia lahir di tanggal tujuh. Tanpa basa-basi, aku langsung memilih angka tujuh, upssss... maksudku kamar nomor "7" untuk tempat kostku. Ibuku langsung memboking kamarnya.

        Selama ospek, aku belum menetap dikostan itu. Pindah ajah belum, apalagi untuk menetap. -___-".  Namun, setelah memulai aktivitas perkuliahan aku langsung pindah ke kostan itu. Tak sampai berapa minggu aku tinggal dikostan itu, langit-langit kamar nomor tujuh itu sudah "bocor". Dan terlebih lagi, bocornya itu air dari saluran spiteng. *jijik bgt* -________________-"""

        Karena merasa gak nyaman, yah jelas lah gak nyaman!!!! Orang air rembesannya bekas sepiteng. *grgrgr* aku complain sama yang punya kost. Setelah complain cukup lama, baru tuh kamar dibetulin. Maless bgt deh, ni bibir sampe doerrrrr complain terus!!!! -_-"

         Dari situ deh, aku mulai ragu-ragu sama yang namanya angka tujuh. Dan hari terus berganti, masalah tetep ajah muncul diangka tujuh. Dari kamar yang bocor, Air mati gak nyala-nyala, pokoknya sebellllll deh. Harganya sih cukup mahal untuk satu perorang.
Dari banyak masalah dari angka tujuh, Finally, I started to hate the name the number seven. I think the myth of the people and my teacher was wrong. Figures never guarantee fortune, which ensures only the Lord. Masa kamar lain jarang bermasalah, sedangkan kamar nomor tujuh bermasalah terus? Why? Why?
-_-" ..........
        Itu ajah sih cerita mengenai angka tujuh. Semoga gak pernah lagi terkecoh oleh mitos angka tujuh adalah angka keberuntungan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar